PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan rencana mengejutkan untuk menjual PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang merupakan salah satu anak usahanya. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir ini berencana melepas seluruh sahamnya di AAI, yakni 99,9999%. Nilai penjualan saham tersebut diperkirakan mencapai US$ 2,45 miliar, berdasarkan penilaian dari penilai independen.
Jumlah tersebut setara dengan 31,8% dari total ekuitas ADRO. Untuk melanjutkan rencana ini, ADRO akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Dalam transaksi ini, saham AAI akan ditawarkan kepada para pemegang saham ADRO yang tercatat pada tanggal tertentu yang akan diumumkan melalui prospektus RUPSLB. ADRO menyampaikan dalam keterbukaan informasi bahwa para pemegang saham yang terdaftar akan diberikan opsi untuk membeli saham AAI.
Saat ini, pemegang saham terbesar ADRO adalah PT Adaro Strategic Investment, yang juga memiliki 0,0001% saham AAI, dengan kepemilikan 45,66% saham ADRO. Pemegang saham lainnya termasuk Pihak Afiliasi (7,77%), Garibaldi Thohir (6,43%), Edwin Soeryadjaja (3,42%), dan masyarakat umum (33,73%).
Sebagai latar belakang, AAI sebelumnya dikenal sebagai PT Alam Tri Abadi dan mengelola saham di beberapa perusahaan pertambangan batubara termal, termasuk PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, dan lainnya. Perusahaan ini memproduksi batubara dengan kandungan polutan rendah dan berkalori sedang. Selain itu, AAI juga memiliki saham di perusahaan tambang batu bara yang sedang berkembang, seperti PT Pari Coal dan PT Ratah Coal. Di sektor logistik, AAI menyediakan layanan transportasi batu bara dan operasional pelabuhan.
AAI juga terlibat dalam bisnis pendukung lain seperti properti, pengelolaan air, investasi, dan energi, yang mendukung operasi tambang dan keberlangsungan bisnis jangka panjang ADRO.
ADRO menegaskan komitmennya untuk memperluas bisnis di luar sektor tambang batu bara, dengan target mendapatkan sekitar 50% pendapatan dari sektor non-batu bara pada tahun 2030. Untuk mencapai target ini, ADRO akan fokus pada pengembangan bisnis yang mendukung ekosistem hijau.
Sebagai bagian dari rencana tersebut, ADRO akan memisahkan bisnis tambang dan bisnis pendukung di bawah AAI ke dalam pilar bisnis baru seperti Adaro Minerals dan Adaro Green. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan fokus pada pengembangan bisnis non-batubara termal.
Pemisahan ini juga diharapkan dapat membantu ADRO dalam mengakses lebih banyak sumber pembiayaan, termasuk pendanaan yang lebih kompetitif untuk proyek-proyek ramah lingkungan, serta memberikan pilihan investasi yang lebih luas bagi investor sesuai dengan minat mereka.
Dalam hal pergerakan saham, pada perdagangan 11 September 2024, saham ADRO naik 0,86% menjadi Rp 3.520 per saham. Secara keseluruhan, harga saham ADRO telah naik 47,90% sejak awal tahun.
Demikian artikel berita ini dibuat, semoga bisa membantu teman-teman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Untuk buka rekening saham & join group diskusi silakan klik link berikut https://join.most.co.id/mitra/mt-haryono