Bukan Cuma Politis! Emiten Konsumer Bakal Cuan Besar Berkat Kabinet Prabowo-Gibran?

Bukan Cuma Politis! Emiten Konsumer Bakal Cuan Besar Berkat Kabinet Prabowo-Gibran?

by Dinda Resty Angira

Seiring dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden Indonesia, sektor konsumsi menjadi salah satu perhatian utama bagi investor di pasar saham. Kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan, terutama program makan bergizi gratis, diprediksi menjadi katalis yang dapat menggerakkan pasar. Artikel ini akan mengulas secara lebih rinci bagaimana kebijakan tersebut, serta dinamika lain yang terjadi dalam transisi pemerintahan, dapat memengaruhi kinerja emiten sektor konsumsi, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Kebijakan Makan Bergizi Gratis: Dampak Terhadap Pasar Saham Konsumer

Kebijakan Prabowo Subianto yang paling menonjol adalah program makan bergizi gratis, yang dijadwalkan akan dimulai pada awal 2025. Program ini diproyeksikan memiliki dampak signifikan terhadap sektor konsumer, terutama emiten yang bergerak di industri makanan dan minuman. Dengan anggaran sebesar Rp 71 triliun dan target 15 juta penerima manfaat, program ini akan menjadi salah satu stimulus terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia, berfokus pada peningkatan nutrisi bagi ibu hamil, balita, dan anak sekolah.

Dari sudut pandang ekonomi, kebijakan ini secara langsung mengalihkan subsidi dari sektor energi, terutama bahan bakar minyak (BBM), ke program sosial yang mendukung daya beli masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendorong konsumsi produk-produk pangan yang terkait dengan program tersebut, seperti ayam, telur, susu, dan produk dairy lainnya. Emiten-emiten besar seperti PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (ULTJ) diperkirakan akan menjadi pihak yang paling diuntungkan.

IDX Consumer Cyclicals vs Non-Cyclicals: Tren Pergerakan

Dalam konteks pasar saham, pergerakan indeks sektor konsumsi menunjukkan dinamika yang menarik. Pada 2024, indeks IDX Consumer Cyclicals—yang mencakup perusahaan-perusahaan yang sensitif terhadap siklus ekonomi—mengalami kenaikan sebesar 8,58% year-to-date (YtD). Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah kebijakan baru yang mendukung daya beli.

Di sisi lain, indeks IDX Consumer Non-Cyclicals, yang mewakili perusahaan kebutuhan pokok, terkoreksi 1%. Ini mencerminkan tantangan yang dihadapi emiten yang lebih stabil, terutama karena ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga bahan baku. Namun, dengan program makan bergizi gratis yang fokus pada peningkatan konsumsi produk-produk dasar, sektor ini berpotensi untuk bangkit kembali dalam jangka menengah hingga panjang.

Dampak Langsung Terhadap Emiten Poultry dan Dairy

Salah satu sektor yang diperkirakan paling cepat merasakan dampak kebijakan ini adalah industri poultry dan dairy. JPFA dan CPIN, dua produsen unggas terbesar di Indonesia, akan mengalami peningkatan permintaan domestik seiring dengan kebutuhan akan sumber protein yang didistribusikan melalui program makan bergizi gratis. Hal yang sama berlaku untuk ULTJ, produsen susu utama, yang akan diuntungkan oleh tingginya permintaan susu sebagai bagian dari asupan nutrisi program ini.

Meskipun demikian, investor perlu mencermati rincian pelaksanaan program ini. Mengingat anggaran makan gratis yang terbatas, nilai kontrak antar perusahaan mungkin tidak akan sebesar ekspektasi. Namun, dampak positif terhadap permintaan jangka pendek sudah terlihat jelas, yang akan memperkuat posisi emiten-emiten terkait dalam menghadapi ketidakpastian global.

Tantangan dan Peluang di Tahun 2025

Memasuki tahun 2025, tantangan ekonomi global dan domestik masih menjadi perhatian utama. Salah satu isu yang masih menjadi fokus adalah tren downtrading, di mana konsumen cenderung beralih ke produk yang lebih murah akibat tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. Dalam konteks ini, emiten yang memiliki posisi kuat di pasar domestik, jaringan distribusi yang efisien, serta kemampuan untuk menekan biaya produksi, akan memiliki keunggulan kompetitif.

Di sisi lain, ada beberapa faktor yang dapat membantu sektor ini tumbuh, termasuk penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang akan mengurangi biaya impor bahan baku serta meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan fiskal yang berfokus pada peningkatan daya beli masyarakat juga akan menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.

Kesimpulan: Potensi Keuntungan Besar di Tengah Risiko

Kebijakan makan bergizi gratis di bawah pemerintahan Prabowo Subianto membawa peluang besar bagi emiten sektor konsumsi. Meski risiko ketidakpastian tetap ada, terutama terkait implementasi dan besaran manfaat bagi masing-masing emiten, potensi peningkatan permintaan terhadap produk-produk pangan tetap menjadi sorotan utama.

Bagi investor, fokus harus diarahkan pada emiten yang memiliki fundamental kuat, posisi dominan di pasar, dan kemampuan untuk menavigasi risiko ekonomi global. Dengan pendekatan yang hati-hati namun optimis, era Prabowo-Gibran bisa menjadi momentum penting bagi pertumbuhan sektor konsumsi di Indonesia.


Demikian artikel berita ini dibuat, semoga bisa membantu teman-teman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Untuk buka rekening saham & join group diskusi silakan klik link berikut https://join.most.co.id/mitra/mt-haryono

You may also like

Leave a Comment

SubScribe Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!