Momentum January Effect kerap menjadi perhatian pelaku pasar setiap awal tahun, termasuk di 2025 ini. Fenomena ini, yang sering ditandai dengan lonjakan harga saham akibat optimisme investor, tidak hanya membuka peluang tetapi juga menghadirkan sejumlah tantangan. Bagaimana investor dapat memanfaatkan momentum ini? Berikut ulasannya berdasarkan analisis Stoknow.id.
Optimisme Awal Tahun dan Sentimen Positif
January Effect pada 2025 diperkirakan mendapat dorongan dari sejumlah faktor domestik. Optimisme pelaku pasar biasanya meningkat di awal tahun, didukung oleh akumulasi saham-saham undervalued dan berbagai aksi korporasi emiten. Salah satu katalis penting adalah pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah atau barang yang terkena PPnBM. Kebijakan ini diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat, yang menjadi salah satu fondasi penting untuk pertumbuhan ekonomi.
Risiko Eksternal yang Perlu Diwaspadai
Namun, investor juga perlu mencermati beberapa risiko global yang dapat memengaruhi volatilitas pasar. Kebijakan suku bunga AS, misalnya, diproyeksikan hanya akan dipangkas dua kali pada 2025—di bawah ekspektasi pasar yang menginginkan empat kali pemangkasan. Selain itu, perlambatan ekonomi China akibat kebijakan proteksionis AS dan krisis properti juga menjadi ancaman yang perlu diperhitungkan.
Saham-Saham Pilihan di Januari 2025
Berdasarkan data akumulasi asing, saham-saham yang mengalami Net Foreign Buy sejak Desember 2024 layak menjadi pertimbangan. Beberapa rekomendasi Stoknow.id antara lain:
- BREN – Net Foreign Buy Rp288 miliar, target harga Rp11.000.
- CUAN – Net Foreign Buy Rp198 miliar, target harga Rp14.500.
- TLKM – Net Foreign Buy Rp97 miliar, target harga Rp3.170.
Akumulasi asing menjadi sinyal positif bahwa saham-saham ini memiliki daya tarik bagi investor institusi.
Tren IHSG dan Konsistensi Pola
Secara historis, January Effect di Indonesia tidak selalu terjadi dengan konsisten. Dalam 10 tahun terakhir, peluang penguatan IHSG pada Januari hanya sekitar 50%. Namun, pada tahun-tahun ketika January Effect terjadi, penguatan indeks seringkali cukup signifikan, didorong oleh akumulasi manajer investasi pada saham-saham undervalued.
Strategi Investor Menghadapi January Effect
Investor disarankan untuk fokus pada saham-saham yang menjadi target akumulasi asing dalam 1-3 bulan terakhir atau yang memiliki valuasi menarik dibandingkan industri sejenis. Selain itu, momentum IPO saham-saham dengan prospek bisnis cerah juga dapat menjadi peluang. Namun, strategi ini perlu disertai dengan kewaspadaan terhadap kebijakan strategis pemerintah dan dinamika pasar global.
Potensi IHSG di Awal Tahun
Melihat seasonality IHSG, January Effect diproyeksikan memberikan angin segar bagi pasar saham Indonesia. Dengan dukungan katalis positif seperti optimisme awal tahun dan akumulasi saham undervalued, IHSG berpeluang mengawali 2025 dengan kinerja cemerlang.