Membedah Laba Semester – I 2024 Emiten Perbankan, Ada Bank Favoritmu?

by Abdul Haq Al Faruqy Lubis

Sektor perbankan selama Semester-I 2024 mencatatkan kinerja yang cukup gemilang atau bertumbuh. Hal ini menjadi kinerja yang diinginkan oleh para investor, meskipun memang para investor sempat khawatir terhadap sektor ini karena suku bunga Indonesia yang terus-menerus mengalami kenaikan hingga Juli 2024 di angka 6,50% sebagai suku bunga acuan.

Jika kita mengacu kepada perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, dan BRIS. Mayoritas dari saham-saham tersebut mengalami kenaikan laba bersih dan jika dibedah lebih dalam lagi, Top Line dan Bottom Line dari laporan laba bersih emiten mengalami peningkatan yang cukup apik.

Untuk emiten PT Bank BCA Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih senilai Rp29,7 T sepanjang semester-I 2024 atau lebih tinggi daripada semester yang sama ditahun 2023 senilai Rp24,2 T (Naik 11,1% YoY). Kenaikan laba bersih BCA disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (NIM) yang tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp39,9 T dan pendapatan selain bunga (Fee Based Income) naik 12,1% YoY menjadi Rp12,4 T. Pendapatan ini juga ditopang oleh ekspansi perusahaan menuju pembiyaan berkualitas kepada korporasi dan ritel, hingga volume transaksi nasabah. Adapun Kredit Macet (NPL) dari BCA cukup baik dibandingkan industri di angka 2,2%.

Selanjutnya untuk emiten PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang berhasil mencatatkan laba bertumbuh sepanjang semester – I 2024 senilai Rp26,5 T atau naik 5,2% dari semester yang sama di tahun 2023. Pertumbuhan ini disokong oleh pendapatan bunga dan syariah berish senilai Rp49,0 T atau meningkat 3,75% YoY. Selanjutnya, Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan Fee Based Income yang tercatat sebagai pendapatan komisi senilai Rp10,7 T atau melonjak 14,3% YoY. Serta, NPL dari Bank Mandiri sepanjang 1H2024 hanya 1,01% atau lebih rendah dari tahun 2023 di angka 1,53%.

Di sisi yang sama, masih pada emiten plat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp29,9 T atau tumbuh tipis 0,95% YoY. Adapun laba bersih BBRI terkeruk oleh biaya Impairment yang naik hingga 52,2% YoY senilai Rp21,3 T. Walaupun demikian, BRI tetap berhasil menumbuhkan pendapatan bunganya sebesar Rp69,9 T atau naik 6,6% YoY. Adapun rasio NPL dari bank dengan sebutan Wong Cilik ini sebesar 3,21% atau naik dari periode yang sama di angka 3,10%.

Selain bank-bank Konvensional, bank syariah juga dapat menjadi pilihan investasi seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang juga mencatatkan pertumbuhan laba cukup baik. BRIS berhasil membukukan laba bersih senilai Rp3,4 T atau naik 22,3% (YoY) sepanjang Semester I 2024. Sebagai anak usaha dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), BRIS berhasil berkontribusi sebesar 59,6% terhadap total laba anak usaha Mandiri. Untuk saat ini, BRIS sudah masuk bagian dari saham Blue Chip dengan Market Cap lebih dari Rp100 T.


Demikian artikel berita ini dibuat, semoga bisa membantu teman-teman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Untuk buka rekening saham & join group diskusi silakan klik link berikut https://join.most.co.id/mitra/mt-haryono

You may also like

Leave a Comment

SubScribe Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!