Stocknow.id – Jakarta. Pengadilan Negeri Niaga Semarang menetapkan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, dalam kondisi pailit. Putusan ini mengikuti permohonan pembatalan perdamaian dari PT Indo Bharat Rayon, yang menilai Sritex gagal memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Perusahaan tekstil tersebut memiliki utang sekitar USD1,597 miliar atau sekitar Rp25 triliun, dengan utang terbesar sebesar USD82,68 juta kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menyatakan pihaknya menghormati keputusan pengadilan serta mengapresiasi langkah kasasi yang diajukan oleh Sritex. Ia juga menegaskan bahwa BCA siap bekerja sama dengan kurator untuk menemukan solusi terbaik bagi seluruh kreditur yang terlibat.
Pemerintah pun bergerak cepat. Presiden Prabowo Subianto memerintahkan empat kementerian, yakni Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Tenaga Kerja, untuk mencari langkah-langkah penyelamatan guna melindungi karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan komitmennya untuk memastikan operasional Sritex tetap berjalan demi melindungi lebih dari 14.000 karyawan perusahaan serta puluhan ribu tenaga kerja lain, termasuk sektor UMKM yang mendukung operasional Sritex.
Selain itu, Sritex menyatakan bahwa mereka telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung sebagai upaya menyelesaikan sengketa utang ini dan menjaga keberlangsungan bisnis serta perlindungan karyawan. Manajemen Sritex menegaskan bahwa operasi perusahaan tetap berjalan normal dan belum ada rencana PHK.
Keputusan pailit ini dikhawatirkan berdampak signifikan terhadap industri tekstil di Indonesia. Sritex, yang telah beroperasi selama 58 tahun, dikenal memproduksi 24 juta potong kain per tahun, memasok seragam militer untuk 27 negara, dan mengekspor produk ke 40 negara.
Namun, pemerintah berkomitmen untuk memastikan keberlangsungan Sritex demi menjaga kontribusinya terhadap perekonomian nasional serta stabilitas sektor ketenagakerjaan di industri tekstil.n perbaikan harga CPO di pasar global.