Pada bulan Juli 2024, penjualan wholesales mobil domestik menunjukkan kinerja yang menarik dengan capaian 74.160 unit. Meskipun mengalami penurunan sebesar 7,9% secara tahunan (YoY), penjualan ini justru tumbuh sebesar 1,7% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). Ini merupakan bulan ketiga berturut-turut dengan peningkatan penjualan bulanan, yang diyakini didorong oleh penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, yang berlangsung dari 18 hingga 28 Juli 2024.
GIIAS 2024 memberikan angin segar bagi industri otomotif, terutama karena berhasil mempertemukan berbagai merek dari Jepang, Korea, China, dan Eropa dalam satu panggung besar. Meskipun penjualan tahunan mengalami penurunan, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat dengan semakin mengecilnya penurunan tersebut. Ini memberikan sinyal positif bahwa pasar mobil domestik mulai berangsur pulih setelah menghadapi tantangan yang berat sebelumnya.
Persaingan Ketat Otomotif Jepang dan China
GIIAS 2024 menjadi ajang persaingan ketat antara produsen mobil asal Jepang dan China. Dalam keterangan resmi dari masing-masing brand, Toyota muncul sebagai merek paling laku selama pameran dengan mencatatkan 6.202 surat pemesanan kendaraan (SPK). Hal ini menunjukkan dominasi Toyota di pasar otomotif Indonesia, mencerminkan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap kualitas, inovasi, dan keandalan merek ini.
Di urutan kedua, Hyundai, produsen asal Korea Selatan, mencatatkan penjualan 3.606 SPK. Ini menunjukkan bahwa Hyundai terus memperkuat posisinya di pasar Indonesia, terutama dengan peningkatan fokus pada mobil listrik dan model-model yang inovatif. Sementara itu, BYD dari China menjadi merek mobil Tiongkok paling laku di GIIAS 2024 dengan 2.920 SPK, menandakan bahwa mobil-mobil asal Tiongkok mulai menghantui dominasi mobil Jepang di pasar Indonesia.
Berikut adalah daftar penjualan merek mobil paling laku di GIIAS 2024:
1. Toyota : 6.202 unit terjual, menunjukkan dominasi Toyota di pasar otomotif Indonesia dengan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap kualitas, inovasi, dan keandalan produk mereka.
2. Hyundai : 3.606 unit terjual, dengan fokus kuat pada kendaraan listrik dan inovasi.
3. Mitsubishi Motors : 3.353 unit terjual, tetap menjadi pilihan populer terutama di segmen SUV dan kendaraan keluarga yang dikenal dengan ketangguhan dan keandalannya.
4. BYD : 2.920 unit terjual, menunjukkan pertumbuhan signifikan sebagai merek asal China yang fokus pada kendaraan listrik yang mulai diminati di Indonesia.
5. Wuling : 2.301 unit terjual, menarik perhatian dengan penawaran harga yang kompetitif dan fitur yang kaya, terutama di segmen MPV.
6. Honda : 1.861 unit terjual, mempertahankan basis pelanggan yang solid berkat reputasinya dalam hal efisiensi bahan bakar dan desain stylish.
7. Suzuki : 1.705 unit terjual, populer di kalangan konsumen yang mencari kendaraan yang andal dan ekonomis, terutama di segmen kendaraan kompak dan MPV.
8. Morris Garage (MG): 1.518 unit terjual, mulai mendapatkan tempat di pasar Indonesia dengan desain menarik dan teknologi modern.
9. BMW : 1.166 unit terjual, mempertahankan posisinya sebagai merek premium, menarik pelanggan yang mencari kendaraan dengan performa tinggi dan kemewahan.
10. GAC Aion : 1.118 unit terjual, menunjukkan awal yang kuat, terutama dengan fokus pada kendaraan listrik.
11. Chery : 1.009 unit terjual, kembali ke pasar Indonesia dengan strategi agresif dan fokus pada kendaraan SUV yang terjangkau namun penuh fitur.
12. Mazda : 833 unit terjual, tetap memiliki penggemar setia meskipun penjualannya lebih rendah dibandingkan beberapa pesaing.
13. KIA : 571 unit terjual, meskipun mengalami penjualan yang lebih rendah, tetap menarik pelanggan yang mencari kendaraan kompak dan ekonomis.
14. DFSK dan Seres : 546 unit terjual, menawarkan kendaraan dengan harga terjangkau namun dengan penjualan yang masih terbatas.
15. Neta : 327 unit terjual, sebagai pendatang baru yang fokus pada segmen kendaraan listrik, masih dalam tahap awal penetrasi pasar.
Dampak Terhadap Emiten Otomotif
Berdasarkan mereknya, Toyota menjadi penopang utama penjualan wholesales mobil dari Astra International (ASII) pada Juli 2024. Kenaikan penjualan merek Toyota secara bulanan berhasil mengkompensasi penurunan dua merek utama lainnya, yakni Daihatsu dan Isuzu. Penjualan mobil merek Toyota pada Juli 2024 mencapai 27.126 unit (-9,7% YoY, +6,5% MoM). Sementara itu, di luar ASII, Suzuki mencatatkan pertumbuhan kinerja terbaik secara bulanan dengan penjualan mencapai 5.410 unit (-7,4% YoY, +18% MoM).
Periode terburuk penjualan mobil domestik dapat dikatakan telah terlewati, ditandai dengan berlanjutnya pemulihan penjualan mobil secara bulanan, meskipun didorong oleh GIIAS 2024. Saham-saham otomotif seperti ASII, AUTO, dan DRMA mulai pulih dari titik terendahnya. Harga saham ASII sendiri telah naik +11% dari level terendahnya pada 31 Mei 2024 menjadi 4.760 rupiah per lembar pada Jumat (9/8), seiring tren perbaikan penjualan.
Meskipun demikian, dibutuhkan katalis tambahan untuk melihat pemulihan penjualan mobil dan harga saham otomotif yang lebih signifikan. Salah satu katalis yang bisa menjadi faktor pendorong adalah penerapan kembali insentif PPnBM mobil, yang sebelumnya pernah memberikan dorongan signifikan pada penjualan mobil di Indonesia.
Demikian artikel ini dibuat, semoga bisa membantu teman-teman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Untuk buka rekening saham & join group diskusi silakan klik link berikut https://join.most.co.id/mitra/mt-haryono