Jakarta – Menjelang bulan Ramadan 2025, sektor konsumer kembali menjadi sorotan para investor. Berdasarkan tren historis, emiten di sektor ini kerap mengalami lonjakan penjualan berkat meningkatnya konsumsi masyarakat. Produk-produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) tetap menjadi primadona, didukung oleh kebiasaan belanja masyarakat selama Ramadan dan Lebaran. Namun, dengan adanya tekanan daya beli akibat deflasi, bagaimana prospek sektor ini dibandingkan tahun sebelumnya?
Ramadan Dongkrak Penjualan, E-Commerce Jadi Saluran Utama
Seperti tahun-tahun sebelumnya, emiten consumer goods seperti Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan Mayora Indah Tbk (MYOR) diperkirakan masih akan meraih pertumbuhan pendapatan signifikan. Laporan keuangan kuartal III 2022 hingga 2024 menunjukkan peningkatan pendapatan yang konsisten bagi emiten-emiten tersebut.
Tak hanya dari sisi produk, perubahan pola belanja masyarakat juga memainkan peran penting. Dengan semakin berkembangnya e-commerce dan meningkatnya preferensi belanja online, platform digital diprediksi akan tetap menjadi saluran utama bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan Ramadan. Namun, ada tantangan tersendiri bagi sektor ini. Saat ini, Indonesia tengah mengalami deflasi akibat menurunnya daya beli masyarakat. Diharapkan, momentum Ramadan mampu membalikkan tren ini dengan meningkatnya konsumsi dan permintaan barang konsumsi, yang pada akhirnya dapat mendukung pemulihan ekonomi di kuartal I 2025.
Faktor Penentu Penjualan Konsumer Selama Ramadan
Daya beli masyarakat dan inflasi menjadi faktor utama yang akan mempengaruhi penjualan produk konsumer selama Ramadan tahun ini. Investor tengah mencermati angka inflasi pada Februari 2025. Jika terjadi lonjakan inflasi akibat meningkatnya permintaan, hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi sektor konsumer. Lonjakan inflasi umumnya mencerminkan peningkatan daya beli yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan penjualan produk konsumsi.
Selain itu, menjelang Lebaran, masyarakat menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang menjadi faktor pendorong daya beli. Tradisi membeli pakaian baru, makanan khas Lebaran, serta hadiah atau bingkisan juga berkontribusi pada lonjakan permintaan, terutama di sektor tekstil dan retail. Produk-produk makanan, minuman, dan fesyen biasanya mengalami peningkatan penjualan signifikan saat Ramadan, sehingga emiten yang bergerak di sektor ini berpeluang mendapatkan lonjakan pendapatan lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Emiten Konsumer dengan Prospek Cerah
Beberapa emiten yang berpotensi mencetak kinerja positif selama Ramadan 2025 antara lain ICBP, MYOR, dan MAPI. ICBP mengalami peningkatan penjualan 8,7% secara kuartalan (QoQ) pada kuartal III 2024, sementara MYOR mencatat kenaikan penjualan signifikan sebesar 26,2% QoQ di kuartal III 2024, dan MAPI mengalami lonjakan pendapatan hingga 4,5% QoQ pada periode yang sama. Momentum Ramadan selalu menjadi katalis positif bagi emiten-emiten ini. Ditambah dengan inflasi yang masih terkendali di kisaran 2,8% – 3,0% selama Ramadan 2024, kondisi tersebut diyakini dapat kembali terulang di tahun ini.
Tantangan yang Harus Diwaspadai Investor
Meski prospek sektor konsumer menjelang Ramadan cukup menjanjikan, investor tetap perlu mencermati beberapa tantangan yang bisa muncul. Jika inflasi Februari 2025 tidak menunjukkan lonjakan signifikan, maka pemulihan daya beli bisa lebih lambat dari yang diharapkan. Kenaikan harga bahan baku akibat depresiasi rupiah terhadap dolar AS menjadi risiko bagi emiten yang bergantung pada impor. Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menyentuh Rp16.600 per USD, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi dan menekan margin laba. Selain itu, sektor konsumer kerap menjadi pilihan defensif di tengah tekanan pasar akibat arus keluar dana asing (outflow) dan penurunan saham konglomerasi.
Rekomendasi Saham Sektor Konsumer
Bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum Ramadan, berikut rekomendasi saham yang dapat dipertimbangkan: ICBP (Buy on Weakness) dengan target harga Rp12.725, MYOR (Buy) dengan target harga Rp2.600, dan MAPI (Buy) dengan target harga Rp1.495. Dengan strategi yang tepat dan pemantauan kondisi makroekonomi, sektor konsumer tetap menjadi salah satu sektor menarik untuk dikoleksi menjelang Ramadan 2025. Investor disarankan untuk terus mencermati pergerakan inflasi, daya beli masyarakat, serta nilai tukar rupiah guna mengoptimalkan peluang investasi di sektor ini.
Demikian artikel berita ini dibuat, semoga bisa membantu teman-teman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Untuk buka rekening saham & join group diskusi silakan klik link berikut https://join.most.co.id/mitra/mt-haryono