Saham CPO Sedang Terancam Karena Harga CPO Anjlok? Cek Faktanya Sekarang!

by Abdul Haq Al Faruqy Lubis

Kemendag telah melaporkan jika harga referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk periode Februari 2025 mengalami penurunan 104,10 dolar AS atau 9,82 persen menjadi 955,44 dolar AS per metrik ton (MT).

Penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) menjadi perhatian utama bagi investor, terutama mereka yang memiliki eksposur terhadap saham emiten perkebunan di Bursa Efek Indonesia. Harga komoditas ini berfluktuasi secara dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik. Tren penurunan harga CPO dalam beberapa waktu terakhir telah memengaruhi pendapatan emiten di sektor ini.

Sebagai gambaran, pada tahun 2022, harga CPO sempat menyentuh level tertinggi di kisaran USD 1.864/MT, yang mendorong lonjakan kinerja keuangan emiten CPO. Namun, seiring dengan tekanan harga CPO saat ini, emiten yang bergantung pada penjualan CPO menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan pendapatan tinggi.

Jika menilik sejarah, kebijakan pemerintah turut memengaruhi pergerakan harga dan sentimen pasar. Pada 2022, kebijakan larangan ekspor CPO akibat lonjakan harga minyak goreng memicu reaksi negatif dari investor, meskipun harga CPO global mengalami kenaikan akibat terbatasnya pasokan. Dengan demikian, meskipun saat ini harga CPO mengalami penurunan signifikan, investor perlu mencermati respons kebijakan pemerintah yang dapat memitigasi dampaknya terhadap industri.

Prospek Harga Referensi CPO ke Depan

Sejumlah faktor dapat mempengaruhi pemulihan harga CPO dalam jangka menengah hingga panjang. Salah satu kebijakan yang tengah disiapkan pemerintah adalah peningkatan mandatori biodiesel dari campuran 30% (B30) menjadi 40% (B40) pada 2025. Kebijakan ini diperkirakan akan menyerap tambahan 1,2 hingga 1,7 juta metrik ton CPO, yang dapat mengurangi pasokan ekspor dan menopang harga.

Selain itu, permintaan dari China dan India sebagai dua konsumen utama CPO menjadi faktor krusial. Meskipun terdapat kekhawatiran mengenai penurunan permintaan akibat pelemahan mata uang mereka, peningkatan aktivitas ekonomi pasca-pandemi diharapkan dapat menjaga permintaan tetap stabil.

Sentimen Investor terhadap Saham Emiten CPO

Pergerakan harga CPO yang sedang dalam tren menurun tercermin pada kinerja saham-saham emiten di sektor perkebunan dalam tiga bulan terakhir. Beberapa saham mengalami koreksi signifikan, seperti PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) turun -7,3%, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) melemah -8,4%, hingga PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terkontraksi hingga -13,6%.

Korelasi yang erat antara harga CPO dengan saham emiten perkebunan menuntut investor untuk lebih berhati-hati dalam menentukan strategi investasi ke depan.

Rekomendasi Saham di Tengah Tekanan Harga CPO

Di tengah tren pelemahan harga CPO, strategi buy on weakness dapat menjadi opsi bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum koreksi. Berikut rekomendasi saham dari Stocknow.Id:

  • LSIP (Buy on Weakness)
    Entry: Rp1.000
    Target Price: Rp1.045 – Rp1.080
    Stop Loss: Rp950
  • TAPG (Buy on Weakness)
    Entry: Rp720
    Target Price: Rp760 – Rp790
    Stop Loss: Rp690

Demikian artikel berita ini dibuat, semoga bisa membantu teman-teman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Untuk buka rekening saham & join group diskusi silakan klik link berikut https://join.most.co.id/mitra/mt-haryono

You may also like

Leave a Comment

SubScribe Newsletter